ITDRP - How to Protect Your IT Assets
- Merry Marshela
- Oct 20, 2018
- 4 min read

Langkah dalam membuat IT DRP:

· Disaster identification
Sebuah bencana (disaster) didefinisikan sebagai apapun peristiwa tak terencana atau tak terduga, yang mengganggu fungsi bisnis penting untuk periode waktu yang tidak tertentu. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor manusia maupun faktor alam. Berikut dibawah ini tipe insiden maupun bencana yang dapat diaktifkannya DRP.
· Disaster recovery team & responsibilities

Disaster Recovery Lead
Disaster Recovery Lead bertanggung jawab untuk membuat semua keputusan yang terkait dengan upaya pemulihan bencana. Seseorang yang berperan sebagai disaster recovery lead ini bertugas memandu proses pemulihan bencana dan semua individu lain yang terlibat dalam proses pemulihan bencana akan melaporkannya kepada orang tersebut jika terjadi bencana
o Membuat keputusan bahwa telah terjadi bencana dan memicu Disaster Recovery Plan (DRP) serta segala prosesnya yang terkait.
o Menjadi satu satunya kontak yang berguna untuk mengawasi semua tim Disaster Recovery
o Mengorganisir serta memimpin pertemuan rutin tim Disaster Recovery selama bencana berlangsung
o Mengatur, mengawasi dan mengelola semua tes Disaster Recovery.
IT Operation Team
IT Operation Team merupakan pihak yang mengawasi seluruh sistem TI yang berjalan pada perusahaan. Tim ini tidak hanya bertugas ketika adanya insiden maupun bencana yang terjadi pada perusahaan, akan tetapi pada saat kondisi normal pun tim ini akan tetap bertugas sebagai pengawas seluruh sistem TI yang berjalan. Tim ini merupakan pihak pertama yang mengetahui adanya gangguan pada sistem TI perusahaan.
o Menentukan besaran dan kelas insiden yang terjadi
o Melaporkan kepada disaster recovery lead bahwa telah terjadi bencana.
o Melakukan perbaikan jika gangguan hanya bersifat insiden.
Communication Team
Tim ini akan bertanggung jawab atas semua komunikasi saat terjadi bencana. Secara teknis mereka akan berkomunikasi dengan karyawan, klien, vendor, bank, serta media jika itu dibutuhkan.
o Sebagai juru bicara dalam melakukan komunikasi di saat darurat.
o Mengomunikasikan kepada karyawan bahwa telah terjadi bencana.
o Mengomunikasikan terjadinya bencana dan dampak dari bencana tersebut kepada klien, mitra kerja,vendor
Recovery team
Terdapat beberapa recovery team dalam struktur organisasi disaster recovery plan ini diantaranya:
o Network Recovery team (Jika beberapa layanan infrastruktur jaringan terkena dampak, tim akan memprioritaskan pemulihan layanan dengan cara dan urutan yang memiliki dampak bisnis paling tinggi.)
o Application Recovery team (Jika ada aplikasi yang terkena dampak dari bencana maka tim akan memprioritaskan pemulihan aplikasi dengan cara mengurutkan dari yang memiliki dampak bisnis paling tinggi.)
o Server Recovery Team (Jika beberapa server terkena dampak dari bencana maka prioritas utama perbaikan adalah server yang memiliki dampak pada proses bisnis yang besar.)
o Data Recovery Team ( Memastikan bahwa fasilitas backup dipelihara dalam rangka kerja, dan melakukan backup harian pada DRC)

· Prosedur penelitian
a. Identifikasi dan deklarasi bencana
Untuk mengetahui akan terjadinya bencana dapat diatasi dengan cara berikut:
• Observasi yang dilakukan oleh IT operation team
• Sistem alarm dan monitor jaringan
• Sistem alarm lingkungan jika terjadi bencana yang disebabkan faktor alam
• Keamanan pada fasilitas utama
• Staff keamanan pada lingkungan organisasi
Disaster recovery lead akan menginstruksikan communication team untuk mulai menghubungi pihak berwenang dan semua karyawan yang tidak terkena dampak bahwa sebuah bencana telah terjadi. Serta menghubungi recovery team maupun vendor untuk melakukan pemulihan terhadap aset yang terkena dampak bencana
b. Communication plan
Communication plan merupakan tahapan yang dijalankan ketika perusahaan mengalami situasi darurat. Tahap ini dilakukan setelah gangguan yang terjadi pada perusahaan sudah di deklarasikan sebagai bencana. Pada tahap ini dijelaskan bagaimana communication team melakukan alur komunikasi dengan vendor dan user.
c. Recovery secara parsial
Recovery secara parsial merupakan proses pemulihan yang berfokus pada aset terkena dampak dari bencana. Selama proses pemulihan dilakukan, fasilitas alternatif (DRC) akan diubah status fungsional dari pasif menjadi aktif. Selama aktivasi sistem fasilitas alternatif (DRC), tim jaringan, server, data, dan aplikasi perlu memastikan bahwa tanggung jawab mereka dijalankan, seperti yang dijelaskan di bagian "Disaster Recovery Team and Responsibilities" dari dokumen ini dilakukan dengan cepat dan efisien agar tidak adanya kerusakan yang lebih lanjut. Pada perancangan ini diberikan dua rekomendasi prosedur recovery yaitu:
• Prosedur recovery sistem informasi (aplikasi, data, dan server)
• Prosedur recovery infrastruktur jaringan
Prosedur recovery catastrophic
Prosedur ini dijalankan ketika bencana yang terjadi menyerang fisik dari aset di fasilitas utama perusahaan. Pada kategori bencana ini kerusakan yang berdampak pada aset TI perusahaan menyebabkan fasilitas utama (DC) tidak dapat menunjang proses bisnis perusahaan sehingga, berhentinya layanan perusahaan secara keseluruhan.
d. Resumption
Resumption merupakan pengembalian proses bisnis yang sebelumnya telah berhenti dikarenakan bencana yang menimpa. Proses ini merupakan pengembalian fungsi DC dari DRC menjadi fasilitas utama kembali. Fokus pada proses ini adalah pemulihan pada fasilitas utama atau DC, ketika bencana telah di deklarasikan maka proses ini akan dijalankan untuk mengembalikan fungsi aset pada DC menjadi fungsional kembali.
Ada beberapa rekomendasi prosedur yang diberikan diantaranya:
• Resumption sistem informasi
• Resumption infrastruktur jaringan
• Resumption untuk level catastrophic

e. Testing
Pada Disaster Recovery Plan (DRP) rencana pengujian ini sangatlah penting. Disaster Recovery Plan (DRP) memiliki banyak elemen yang berupa teori sehingga benar-benar diuji dan di validasi. Testing Disaster Recovery Plan (DRP) harus sesuai dengan urutannya, mengikuti standar yang telah ditetapkan, dan harus disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Testing Disaster Recovery Plan (DRP) dapat dilakukan tidak hanya pada saat bencana terjadi, tetapi testing dapat dilakukan sebelum bencana terjadi. Dengan tujuan bahwa semua karyawan perusahaan sudah siap khususnya pada unit kerja sistem informasi perusahaan jika ada kejadian bencana. Pada pelaksanaan testing ini diberikan dua rekomendasi testing yang dapat dijalankan yaitu:
• Simulation test
• Parallel Test
-In collaboration with Angelica -
Comments